Kamis, 18 Desember 2008

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT (PPGD)

1. DEFINISI

Gawat darurat adalah suatu keadan yang dapat berupa serangan penyakitsecara mendadak, kecelakaan atau bencana alam yang membutuhkan pertolongan segera

PPGD adalah bentuk kegiatan/pertolongan, sistem penatalaksanaan keadaan darurat yang diberikan mulai dari tempat kejadian sampai rumah sakit

Tujuan PPGD adalah untuk membatasi cacat, meringankan penderitaan penderita serta menyelamatkan jiwa penderita

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perlu peralatan serta obat-obatan yang perlu di sediakan, yaitu :

Peralatan-peralatan :

Pembalut biasa Plester

Pembalut segitiga Kasa steril

Plester antiseptic Kapas steril

Gunting Bidai

Obat-obatan yang dibutuhkan :

  1. Obat demam dan pereda nyeri (analgesika-antipiretika), contohnya : parasetamol, asam mefenamat
  2. Oralit, obat antidiare, obat sembelit
  3. Obat antialergi (antihistamin), contohnya : CTM
  4. Cairan pembasuh luka, contohnya : rivanol dan sejenisnya
  5. Cairan antiseptic untuk luka baru (obat merah/mercurochrome atau jodium)
  6. Krim dan lotion antihistamin
  7. Salep minyak ikan untuk luka bakar
  8. Balsam, minyak angin dan minyak kayu putih
  9. Salep analgesic

II. PRINSIP DASAR

Pertolongan pertama biasanya diberikan oleh orang-orang sekitar korban, dimana diharapkan orang-orang (penolong) tersebut tidak boleh panik serta harus tenang dan cekatan. Apabila saudara adalah penolong tersebut, ingatlah pada :

PATUT :

P : penolong mengamankan dirinya sendiri sebelum bertindak

A : amankan korban dari gangguan sekitar tempat kejadian

T : tandailah tempat kejadian

U : usahakan menghubungi ambulan, dokter, rumah sakit, puskesmas atau pihak-

pihak yang berwajib

T : tindakan pertolongan terhadap korban dalam urutan yang tepat

Hal-hal yang perlu menjadi perhatian pertama dan utama dari korban adalah :

  1. Pernafasan dan denyut jantung

Terhentinya pernafasan dan atau sirkulasi merupakan keadaan sangat gawat yang penanganannya harus didahulukan di atas segalanya. Resusitasi harus segera dilakukan.

  1. Perdarahan

Lakukan usaha-usaha menghentikan perdarahan terutama perdarahan dari pembuluh-pembuluh besar

  1. Syok

Perhatikan tanda-tanda syok dan penanggulangannya

  1. Muntah

Cegah aspirasi terhadap muntahan korban dengan memposisikan penderita miring pada salah satu sisi tubuh atau ditelungkupkan.

III. TEKNIK DASAR

Teknik-teknik dasar yang harus dikuasai agar pertolongan dapat berjalan lancar, meliputi :

1. Resusitasi Jantung Paru (RJP)

Penatalaksanaan :

  1. Telentangkan penderita diatas alas yang keras
  2. Hiperekstensikan kepala dan tarik mandibula ke depan

--bila penderita tidak bernafas,

3. Bersihkan rongga mulut dan farings dengan jari yang dibalut kain, kepala dimiringkan

  1. Jaga agar mulut tetap terbuka
  2. Bila penderita tetap tidak bernafas, maka :

a. Tiupkan udara langsung melalui mulut (dengan mentup hidung) atau melalui hidung (dengan menutup mulut) 3-5 kali dengan cepat, perhatikan gerakan dada

b. Raba denyut karotis,

bila positif, berikan pernafasan buatan saja sampai penderita bernafas spontan dengan salah satu cara ini :

-mulut ke mulut (dengan menutup hidung)

-mulut ke hidung (dengan menutup mulut)

Bila negative, pernafasan buatan harus dilakukan bersama dengan kompresi jantung.

-bila hanya ada satu penolong, lakukan bergantian dengan

perbandingan 15:2 à 15 kali kompresi (frekuensi 80

kali/menit) disusul 2 kaliventilasi

-bila ada 2 penolong, lakukan dengan perbandingan 5:1 à 5 kali

kompresi (frekuensi 60-70 kali/menit) di susul 1 kali ventilasi

(tanpa menghentikan kompresi)

Cara kompresi :

--dengan kedua telapak tangan ditumpuk di daerah ⅓ bawah sternum (± 2 jari di atas prosesus xifoideus) lakukan penekanan,

--penekanan dilakukan dengan kedua lengan lurus dan memakai berat badan,

--sternum ditekan 4-5 cm ke dalam, tahan ½ detuk, lalu lepaskan dengan cepat (lengan tetap lurus dan menempel sternum)

--penekanan harus cukup kuat sehingga menimbulkan denyut nadi buatan

--lakukam dengan frekuensi 60-80 kali/menit secara kontinyu dan teratur

--tiap 2 menit periksa apakah ada denyut nadi spontan

--pupil mengecil dan refleks cahaya yang membaik, menandakan bahwa resusitasi yang dilakukan cukup efektif

(lihat skema resusitasi)

2. Teknik Membalut

Tujuan pembalutan :

  1. mempertahankan keadaan aseptis
  2. penekan untuk menghentikan perdarahan
  3. immobilisasi/mencegah gerak
  4. penunjang bidai
  5. menaikan suhu bagian tubuh yang dibalut

hal-hal yang diperhatikan dalam membalut :

  1. harus rapi
  2. harus menutupi luka
  3. dipasang tidak boleh terlalu longgar ataupun terlalu erat
  4. bagian anggota tubuh yang dibalut hendaknya tetap terbuka untuk mengawasi perubahab yang bias terjadi akibat pembalutan yang terlalu erat, yaitu :

1. pucat atau sianosis

2. nyeri yang timbul beberapa saat setelah dibalut

3. teraba dingin

4. terasa kebal dan kesemutan

bila terjadi hal-hal tersebut, pembalut harus segera dibuka dan diperbaiki

  1. digunakan simpul yang rata sehingga tidak menekan kulit, simpul tidak boleh dibuat di atas yang sakit

jenis-jenis pembalut :

1. mitela

kain segitiga sama kaki, dengan panjang kaki 90 cm

2. funda

kain segitiga sama kaki yang sisi kiri kanannya dibelah 6-10 cm tingginya dari alas sepanjang ± ⅓ dari panjang alas, sudut puncaknya dilipat ke dalam

3. platenga

pembalut segitiga yang dibelah puncak sampai setengah tingginya

4. pembalut pita

pemabalut panjang dengan lebar 2,5 cm, 5 cm, 10 cm dan 20 cm.

cara-cara membalut : (dijelaskan dengan gambar)

3. Menghentikan Perdarahan

penatalaksanaan :

  1. baringkan korban
  2. angkat bagian yang berdarah untuk mengurangi derasnya aliran
  3. singkirkan pakaian yang menghalangi aliran darah tersebut

tekan luka secara terus menerus menggunakan kasa atau kain selama 5 menit. Sebaiknya lihat jam, karena 15 menit kali ini akan terasa lebih lama. Tahan perasaan ingin tahu apakah luka masih berdarah atau tidak, sabar dan tunggulah 15 menit

  1. jika darah menembus kasa atau kain yang digunakan untuk menekan luka, tambah kain atau kasa lain di atasnya
  2. untuk perdaraha arteri bias digunakan tekanan tangan pada daerah proksimal luka atau menggunakan tourniket. Tourniket diikatkan selama 1 menit dan dikendorkan selama 15 menit untuk mencegah kematian jaringan.

Golongan perdarahan :

  1. perdarahan nadi (arteri)

darah yang keluar memancar sesuai dengan denyutan nadi dan berwarna merah terang.

  1. perdarahan balik (vena)

darah yang keluar mengalir dan berwarna gelap.

  1. perdarahan rambut (kapiler)

darh yang keluar merembes perlahan.

4. Penanganan Syok

Gejala syok :

  1. mual dan mungkin muntah
  2. haus
  3. lemah
  4. pusing
  5. gelisah dan takut mati

penanganannya :

  1. bawa penderita ke tempat teduh dan aman
  2. tidurkan telentang, tungkai ditinggikan 20-30 cm bila tidak ada kecurigaan patah tulang atau patah tungkai.
  3. pakaian penderita dilonggarkan
  4. cegah kehilanagan panas tubuh dengan beri selimut.
  5. tenangkan penderita
  6. pastikan jalan nafas dan pernafasan baik
  7. kontrol perdarahan dan rawat cedera lainnya bila ada.
  8. jangan beri makan atau minum.
  9. periksa berkala tanda vital secara berkala.
  10. rujuk ke fasilitas kesehatan.
Sumber : Diktat Diklat Dasar II MPA Pring Kuning

Tidak ada komentar:

Posting Komentar