Sabtu, 27 Desember 2008

Kamis, 18 Desember 2008

GUNUNG DAN HUTAN

MANAJEMEN PERJALANAN

Pengelolaan suatu rencana kegiatan untuk mencapai tujuan dengan memperkirakan segala kebutuhan untuk memulai sampai selesainya kegiatan tanpa adanya hambatan yang berarti. Hal ini meliputi :

a. Pengetahuan medan

kita harus mengetahui medan seperti apa yang nantinya kita hadapi sedtail-detailnya seperti topografi, iklim dan cuaca, budaya dan administrasi sehingga kita dapat mempersiapkan segala sesuatu yang akan dibutuhkan. Informasi ini dapat dicari dari laporan ataupun orang yang pernah kesana.

b. Pengetahuan diri sendiri

Hal ini sangat penting untuk suksesnya kegiatan yang berlangsung karena bila kesiapan diri baik mental, fisik, kemampuan dan materi tidak siap akan menghambat jalannya kegiatan.

c. pemilihan perlengkapan

Dengan pemilihan perlengkapan yang tepat maka kita akan siap menghadapi kemungkinan adanya hambatan baik medan, cuaca dan makhluk hidup selain kita.

PACKING

Merupakan cara mengepak dengan baik dan memasukkannya ke dalam carrier dengan tujuan memberi kenyamanan pada si pengguna.

Syarat carrier :

Ringan

Kuat

Comfortable

Sesuai kebutuhan dan medan

Praktis

Cara packing:

1. Barang berat setinggi mungkin dan membebani tubuh, serta barang ringan di bawah.

2. Pembagian berat antara sisi kanan dan kiri.

3. memanfaatkan ruang kosong seperti di dalam nesting.

4. Bahan makanan dipisah dari kompor dan bahan bakar.

5. bungkus barang tajam agar tidak merusak tas atau barang lain.

KESEHATAN PERJALANAN

Kesehatan dalam melakukan kegiatan sangatlah penting untuk mencapai proses dan tujuan yang telah direncanakan karena kedaruratan medis dapat terjadi pada siapapun dan dimanapun baik penyakit, kecelakaan ataupun bencana alam. Dalam hal ini kita membutuhkan kecepatan dan ketepatan pertolongan pertama sebelum kita tiba di pertolongan yang lebih mantap dengan tempat yang lebih layak.

{ Faktor yang berpengaruh :

mental

fisik / daya tahan tubuh

{ Gangguan umum :

a. Lena

Gejala : pusing, telinga berdenging, mual, lemas, mata berkunang.

Solusi : baringkan terlentang, kepala agak bawah dari tubuh,

longgarkan pakaian, beri kehangatan/selimut.

b. Gugat

Gejala : mual, berkunang, pucat, keringat dingin, nadi tak terkontrol,

nafas cepat dan dangkal, dapat menimbulkan pingsan.

Solusi : baringkan, kepala agak rendah dari tubuh, longgarkan

pakaian, beri slimut.

c. Pingsan

Gejala : dipanggil tidak menyahut, berbaring tak bergerak.

Solusi : baringkan di tempat teduh, jika muka merah kepala di

tinggikan, jika muka pucat baringkan tanpa bantal, kepala

dimiringkan agar muntahnya bisa keluar, longgarkan pakaian

dan selimuti, jangan beri makan atau minum.

d. Mati suri

Gejala : tidak bisa bernafas karena tenggelam dll,menghirup gas

beracun, terkena aliran listrik.

Solusi : baringkan terlentang, hilangkan barang dari tubuh yang bisa

menyumbat pernafasan, lakukan pernafasan buatan dan minta

seseorang memanggil dokter.

e. Asma

Gejala : sesak, sulit bernafas, bila mengambil nafas berbunyi.

Solusi : dudukkan atau tidurkan dengan posisi miring agar rongga

dada membesar,beri kain bsah dan diangin-anginkan pada

hidungnya secara sejajar.

f. Mountain sickness

Gejala : letih, pusing, ngantuk, mual, pucat, sesak nafas dan kemudian

tubuh menjadi panas, gelisah, telinga berdenging, sukar

konsentrasi, sukar tidur, denyut nadi cepat, pingsan, muka

pucat membiru.

Solusi : baringkan dengan kepala lebih rendah dari tubuh, beri

pernafasan, bawa ke tempat yang lebih rendah

SURVIVAL

Kita sebagai manusia yang diberi kelebihan untuk dapat berpikir haruslah mampu berthan hidup dengan memanfaatkan apa saja yang ada di sekitar kita. Dalam hal ini kita harus mampu mengendalikan :

a. Subjective danger ( dari diri sendiri )

b. Objective danger ( dari lingkungan luar )

{ Prinsip survival :

S = stop, menyadari bahwa anda tersesat

T = thinking, mulailah berpikir jernih dan tenang

O = observe, amati lingkungan sekitar

P = planning, buat rencana atau tindakan yang akan dilakukan




S = sadari situasi ( lokasi, cuaca, bahaya yang mengancam dan kondisi fisik )

U = ulur waktu ( tenang, energi lebih penting daripada waktu )

R = rasa takut dan panic harus dikuasai ( perhatikan tanda alam sekitar )

V = hargailah hidup anda (tanamkan prinsip bahwa anda akan berjuang )

I = improvisasi (yakin dan berusaha bahwa dari lingkungan pasti ada yang bisa dimanfaatkan )

V = vakum ( kekosongan akan kegiatan, penuhi pikiran dengan analisa positif )

A = adat istiadat ( hargai tradisi penduduk asli )

L = latih ( kemampuan dasar survival )

Factor penting survival

1. Botani Praktis

Ciri-ciri daun yang tidak bisa dimakan berdasarkan :

Bau : bila bau terlalu menyengat berarti tidak bisa

dimakan.

Permukaan daun : bila digoreskan kulit atau bibir terasa gatal dan

panas maka tidak bisa dimakan.

Rasa : jika terasa getir/pahit dan jika ditelan

menimbulkan pusing atau mual maka tidak bisa

dimakan.

Pada umumnya sesuatu yang bisa dimakan hewan mamalia bisa kita makan.

2. Zoologi Praktis

Binatang sangat berbeda hidupnya dengan tumbuhan karena cara hidupnya yang sangat dinamis mempunyai sifat pemalu/takut maka sukar didapat. Pada umumnya binatang-binatang ini dapat dimakan meski berbisa/beracun asal kita mengerti bagian tubuh yang mana yang berbisa dan telah kita singkirkan. Berikut contoh daftar binatang :

Aves. Umumnya daging dan telurnya dapat dimakan hanya saja ada beberapa burung yang makan buah-buahan beracun (burung rangkok) untuk itu bagian dalamnya tidak dimakan.

Ular (ular sawah, laut). Kepalanya harus dibuang atau 1/3 bagian dari kepala.

Belalang stadium muda dan larva dapat dimakan.

Cacing sodari (cacing tanah besar yang ada di lantai hutan) dibuang isi perutnya, dapat dibakar atau direbus.

3. Air

Mencari sumber air

Ikuti jejak binatang yang biasanya menuju sumber air atau mengikuti kelompok binatang terbang yang disekitar kita.

Pengembunan

Bila malam hari, tampung embun dengan ponco/plastic yang dibuka lebar kemudian dihisap dengan kain bersih dan diperas.

Bila siang hari, buat lubang ± 30 cm yang terkena sinar matahari langsung, kemudian isi dengan air kotor dan ditengah-tengah lubang diberi wadah. Kemudian tutup dengan ponco/plastik yang tengahnya diberi pemberat.

Air Lumpur/kotor

Saring dengan pasir yang dimasukkan dalam bambu, kemudian masukkan rumput atau ijuk agar pasir terhambat. Tuang air kedalam bambu, setelah itu endapkan dulu dan beri arang untuk menghilangkan bau selama 45 menitsebelum diminum. Atau air kotor dimasak sebelum diminum.

4. Bivouac

Merupakan tempat tinggal sementara untuk berlindung dari hawa panas atau dingin dan untuk istirahat. Adapun syarat mendirikan bivouac :

Dirikan di tempat datar.

Jangan dirikan di puncak gunung atau tempat tinggi terbuka.

Jangan dirikan di tempat cekung.

Jangan dirikan di bawah pohon mati yang masih tegak.

Tempatkan bagian bivouac terbuka berlawnan dengan arah angin.

¬ Tempat membangun bivouac bisa diatas pohon atau ditanah. Bivouac diatas tanah bisa dilakukan pada :

Bekas pohon yang tumbang dan membentuk rongga dibawahnya, namun harus diperiksa dulu.

Lubang atau gua kecil, namun harus memperhatikan jejak, kotoran atau bau khas binatang tertentu.

Membangun bahan-bahan yang ada disekitar seperti daun-daun dan dahan.

Di daerah berbatu carilah tempat yang batunya stabil.

Terbaru soal Pring Kuning

Hmmmmmm.....
Akirnya..diklat lapang MPA Pring Kuning dateng juga!!!
tepatnya hari ne tgl 19 Desember 2008 ampe 21 Desember 2008 Pring Kunung bakal punya gawe ndiklat arek-arek anyar di Tancak jember.
doain acaranya sukses yak!!!

NAVIGASI DARAT PRING KUNING

Studi etnofarmasi merupakan ilmu aplikatif yang diterapkan langsung di lapangan. Studi etnofarmasi dilaksanakan dengan mengambil lokasi di daerah-daerah etnis tertentu, yang memiliki kemungkinan untuk berada di tempat-tempat yang sulit dijangkau. Pengetahuan tentang navigasi darat sangat membantu sebagai sarana untuk orientasi lokasi sampling studi etnofarmasi.

Peranan navrat dalam studi etnofarmasi :

§ Mengetahui lokasi studi dalam peta

§ Sebagai sarana dalam mencapai lokasi studi

§ Untuk mendukung manajemen ekspidisi, berkaitan dengan estimasi waktu, sumber daya, dan biaya yang diperlukan untuk mencapai lokasi ekspedisi.

§ Memetakan lokasi sampling (plot) dengan relevan dan rasional (Sebagai materi pendukung bagi aplikasi analisa vegetasi).

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT (PPGD)

1. DEFINISI

Gawat darurat adalah suatu keadan yang dapat berupa serangan penyakitsecara mendadak, kecelakaan atau bencana alam yang membutuhkan pertolongan segera

PPGD adalah bentuk kegiatan/pertolongan, sistem penatalaksanaan keadaan darurat yang diberikan mulai dari tempat kejadian sampai rumah sakit

Tujuan PPGD adalah untuk membatasi cacat, meringankan penderitaan penderita serta menyelamatkan jiwa penderita

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perlu peralatan serta obat-obatan yang perlu di sediakan, yaitu :

Peralatan-peralatan :

Pembalut biasa Plester

Pembalut segitiga Kasa steril

Plester antiseptic Kapas steril

Gunting Bidai

Obat-obatan yang dibutuhkan :

  1. Obat demam dan pereda nyeri (analgesika-antipiretika), contohnya : parasetamol, asam mefenamat
  2. Oralit, obat antidiare, obat sembelit
  3. Obat antialergi (antihistamin), contohnya : CTM
  4. Cairan pembasuh luka, contohnya : rivanol dan sejenisnya
  5. Cairan antiseptic untuk luka baru (obat merah/mercurochrome atau jodium)
  6. Krim dan lotion antihistamin
  7. Salep minyak ikan untuk luka bakar
  8. Balsam, minyak angin dan minyak kayu putih
  9. Salep analgesic

II. PRINSIP DASAR

Pertolongan pertama biasanya diberikan oleh orang-orang sekitar korban, dimana diharapkan orang-orang (penolong) tersebut tidak boleh panik serta harus tenang dan cekatan. Apabila saudara adalah penolong tersebut, ingatlah pada :

PATUT :

P : penolong mengamankan dirinya sendiri sebelum bertindak

A : amankan korban dari gangguan sekitar tempat kejadian

T : tandailah tempat kejadian

U : usahakan menghubungi ambulan, dokter, rumah sakit, puskesmas atau pihak-

pihak yang berwajib

T : tindakan pertolongan terhadap korban dalam urutan yang tepat

Hal-hal yang perlu menjadi perhatian pertama dan utama dari korban adalah :

  1. Pernafasan dan denyut jantung

Terhentinya pernafasan dan atau sirkulasi merupakan keadaan sangat gawat yang penanganannya harus didahulukan di atas segalanya. Resusitasi harus segera dilakukan.

  1. Perdarahan

Lakukan usaha-usaha menghentikan perdarahan terutama perdarahan dari pembuluh-pembuluh besar

  1. Syok

Perhatikan tanda-tanda syok dan penanggulangannya

  1. Muntah

Cegah aspirasi terhadap muntahan korban dengan memposisikan penderita miring pada salah satu sisi tubuh atau ditelungkupkan.

III. TEKNIK DASAR

Teknik-teknik dasar yang harus dikuasai agar pertolongan dapat berjalan lancar, meliputi :

1. Resusitasi Jantung Paru (RJP)

Penatalaksanaan :

  1. Telentangkan penderita diatas alas yang keras
  2. Hiperekstensikan kepala dan tarik mandibula ke depan

--bila penderita tidak bernafas,

3. Bersihkan rongga mulut dan farings dengan jari yang dibalut kain, kepala dimiringkan

  1. Jaga agar mulut tetap terbuka
  2. Bila penderita tetap tidak bernafas, maka :

a. Tiupkan udara langsung melalui mulut (dengan mentup hidung) atau melalui hidung (dengan menutup mulut) 3-5 kali dengan cepat, perhatikan gerakan dada

b. Raba denyut karotis,

bila positif, berikan pernafasan buatan saja sampai penderita bernafas spontan dengan salah satu cara ini :

-mulut ke mulut (dengan menutup hidung)

-mulut ke hidung (dengan menutup mulut)

Bila negative, pernafasan buatan harus dilakukan bersama dengan kompresi jantung.

-bila hanya ada satu penolong, lakukan bergantian dengan

perbandingan 15:2 à 15 kali kompresi (frekuensi 80

kali/menit) disusul 2 kaliventilasi

-bila ada 2 penolong, lakukan dengan perbandingan 5:1 à 5 kali

kompresi (frekuensi 60-70 kali/menit) di susul 1 kali ventilasi

(tanpa menghentikan kompresi)

Cara kompresi :

--dengan kedua telapak tangan ditumpuk di daerah ⅓ bawah sternum (± 2 jari di atas prosesus xifoideus) lakukan penekanan,

--penekanan dilakukan dengan kedua lengan lurus dan memakai berat badan,

--sternum ditekan 4-5 cm ke dalam, tahan ½ detuk, lalu lepaskan dengan cepat (lengan tetap lurus dan menempel sternum)

--penekanan harus cukup kuat sehingga menimbulkan denyut nadi buatan

--lakukam dengan frekuensi 60-80 kali/menit secara kontinyu dan teratur

--tiap 2 menit periksa apakah ada denyut nadi spontan

--pupil mengecil dan refleks cahaya yang membaik, menandakan bahwa resusitasi yang dilakukan cukup efektif

(lihat skema resusitasi)

2. Teknik Membalut

Tujuan pembalutan :

  1. mempertahankan keadaan aseptis
  2. penekan untuk menghentikan perdarahan
  3. immobilisasi/mencegah gerak
  4. penunjang bidai
  5. menaikan suhu bagian tubuh yang dibalut

hal-hal yang diperhatikan dalam membalut :

  1. harus rapi
  2. harus menutupi luka
  3. dipasang tidak boleh terlalu longgar ataupun terlalu erat
  4. bagian anggota tubuh yang dibalut hendaknya tetap terbuka untuk mengawasi perubahab yang bias terjadi akibat pembalutan yang terlalu erat, yaitu :

1. pucat atau sianosis

2. nyeri yang timbul beberapa saat setelah dibalut

3. teraba dingin

4. terasa kebal dan kesemutan

bila terjadi hal-hal tersebut, pembalut harus segera dibuka dan diperbaiki

  1. digunakan simpul yang rata sehingga tidak menekan kulit, simpul tidak boleh dibuat di atas yang sakit

jenis-jenis pembalut :

1. mitela

kain segitiga sama kaki, dengan panjang kaki 90 cm

2. funda

kain segitiga sama kaki yang sisi kiri kanannya dibelah 6-10 cm tingginya dari alas sepanjang ± ⅓ dari panjang alas, sudut puncaknya dilipat ke dalam

3. platenga

pembalut segitiga yang dibelah puncak sampai setengah tingginya

4. pembalut pita

pemabalut panjang dengan lebar 2,5 cm, 5 cm, 10 cm dan 20 cm.

cara-cara membalut : (dijelaskan dengan gambar)

3. Menghentikan Perdarahan

penatalaksanaan :

  1. baringkan korban
  2. angkat bagian yang berdarah untuk mengurangi derasnya aliran
  3. singkirkan pakaian yang menghalangi aliran darah tersebut

tekan luka secara terus menerus menggunakan kasa atau kain selama 5 menit. Sebaiknya lihat jam, karena 15 menit kali ini akan terasa lebih lama. Tahan perasaan ingin tahu apakah luka masih berdarah atau tidak, sabar dan tunggulah 15 menit

  1. jika darah menembus kasa atau kain yang digunakan untuk menekan luka, tambah kain atau kasa lain di atasnya
  2. untuk perdaraha arteri bias digunakan tekanan tangan pada daerah proksimal luka atau menggunakan tourniket. Tourniket diikatkan selama 1 menit dan dikendorkan selama 15 menit untuk mencegah kematian jaringan.

Golongan perdarahan :

  1. perdarahan nadi (arteri)

darah yang keluar memancar sesuai dengan denyutan nadi dan berwarna merah terang.

  1. perdarahan balik (vena)

darah yang keluar mengalir dan berwarna gelap.

  1. perdarahan rambut (kapiler)

darh yang keluar merembes perlahan.

4. Penanganan Syok

Gejala syok :

  1. mual dan mungkin muntah
  2. haus
  3. lemah
  4. pusing
  5. gelisah dan takut mati

penanganannya :

  1. bawa penderita ke tempat teduh dan aman
  2. tidurkan telentang, tungkai ditinggikan 20-30 cm bila tidak ada kecurigaan patah tulang atau patah tungkai.
  3. pakaian penderita dilonggarkan
  4. cegah kehilanagan panas tubuh dengan beri selimut.
  5. tenangkan penderita
  6. pastikan jalan nafas dan pernafasan baik
  7. kontrol perdarahan dan rawat cedera lainnya bila ada.
  8. jangan beri makan atau minum.
  9. periksa berkala tanda vital secara berkala.
  10. rujuk ke fasilitas kesehatan.
Sumber : Diktat Diklat Dasar II MPA Pring Kuning